Jepang Ketar-ketir 'Krisis' Beras Imbas Cuaca Panas Ekstrem
Persediaan beras swasta di Jepang berjumlah 1,56 juta ton pada Juni 2024, volume akhir musim terendah sejak tahun 1999 ketika data pembanding pertama kali dikumpulkan, menurut kementerian pertanian. Data inflasi bulan Juli yang dirilis minggu lalu menunjukkan beras, tidak termasuk merek premium terkenal 'koshihikari', mengalami tingkat kenaikan harga tertinggi dalam lebih dari 20 tahun.
Di cabang jaringan supermarket Akidai di Tokyo bagian barat, rak-rak yang biasanya diisi dengan beras dalam jumlah banyak sebagian besar kosong. Presiden jaringan supermarket Hiromichi Akiba mengatakan pedagang grosir tidak dapat memenuhi pesanannya, dan terkadang mereka tidak dapat mengirimkan beras.
Meskipun kekurangan saat ini dapat diatasi saat panen baru tersedia paling cepat pada bulan September, pasokan yang ketat diperkirakan akan tetap ada hingga tahun depan dengan cuaca panas yang menimbulkan risiko bagi panen mendatang, kata perusahaan riset BMI dalam sebuah laporan bulan ini.
Sementara itu, pemerintah semakin khawatir bahwa perubahan iklim akan mengancam tanaman terpentingnya dalam jangka panjang kecuali jika tindakan diambil.
Sebuah laporan kementerian pertanian yang dirilis pada bulan Juli menunjukkan hasil panen padi di Jepang diproyeksikan akan menurun sekitar 20 persen pada tahun 2100 dibandingkan dengan abad sebelumnya.
Kementerian tersebut mengatakan peralihan ke varietas yang tahan suhu tinggi merupakan langkah paling penting untuk mengatasi dampak perubahan iklim terhadap tanaman padi dan kemungkinan kekurangan di masa mendatang. ***