Pelatihan Benang Tenun Dari RAPP Solusi Kreatif Untuk Mengurangi Kemiskinan
Sementara itu, Wan Mirdayati, pengelola Rumah Tenun Fitri, mengutarakan bahwa ia ingin para peserta benar-benar menjiwai tenun, tekun, serius, dan fokus. Agar nantinya bisa membuka lapangan kerja. Bisa mengembangkan tenun di Pelalawan untuk dipasarkan di sana. Bahkan tak menutup kemungkinan bisa dipasarkan hingga ke Jakarta atau daerah lainnya.
"Kunci agar peserta pelatihan cepat paham terkait tenun adalah di mindset. Jadikan hobi, dijiwai, dan disenangi. Jangan cepat putus asa," pesannya untuk para peserta pelatihan.
Kata Mirda, proses pembuatan kain tenun memang butuh kesabaran karena memakan waktu empat hingga tujuh hari. Tak heran, di Rumah Tenun Wan Fitri, harga yang dibanderol untuk sehelai kain bisa mencapai Rp 450 ribu hingga Rp 2,5 juta.
Menurut wanita 49 tahun ini, kain tenun bisa digambarkan sebagai cerminan orang Melayu. Ciri khas Orang Melayu yang menjadi kebanggaan daerah. Motif khas Melayu yang diproduksi di rumah tenun ini seperti pucuk rebung, tampuk manggis, lebah bergayut, dan lainnya.
Rumah Tenun Wan Fitri telah mendapat banyak penghargaan dan mengikuti beberapa pameran hingga sampai ke Belanda.
RAPP Dorong Pengembangan Ekonomi dengan Budaya Lokal