Dulu Dibuang Sekarang Jadi Cuan, Begini Secuil Perjalanan Minyak Jelantah di Tangan Mitra Binaan PT Pertamina Hulu Rokan
"Biasanya untuk yang menabung berasal dari kalangan rumah tangga. Karena kan jika di rumah tangga, biasanya paling banyak sekilo atau dua kilo dalam sebulan. Dan itu pun mengumpulkannya pasti setiap hari. Nah, bagi masyarakat ingin mendapatkan nilai yang lebih, maka mereka harus menabung di Bank Jatah.”
Sukis, panggilan Sukiswanto juga menjelaskan, jika dengan pihak hotel, biasanya meraka melakukan jual beli secara langsung. “Kalau di hotel kan banyak sisa minyaknya," ujar Sukis.
Tak hanya itu, Sukis mengungkapkan dalam menjalankan usahanya, mereka juga bekerjasama dengan koperasi syariah Koptismu untuk mengelola tabungan masyarakat termasuk memberikan simpan pinjam bagi nasabah yang rajin menabung.
Selain itu, dalam operasionalnya, ada beberapa kemudahan yang diberikan Bank Jatah kepada masyarakat, diantaranya masyarakat tak perlu susah payah untuk mendatangi tempat penampungan minyak jelantah, karena Bank Jatah menyediakan layanan antar jemput yang tidak dikenakan tarif.
“Kita menyediakan layanan antar jemput bagi masyarakat. Untuk minyak jelantah yang diantar akan dihargai Rp 8 ribu/kilogram (Kg), tetapi bila Bank Jatah yang melakukan penjemputan akan dihargai Rp 7.500 per kilogram. Namun untuk minyak bekas yang masih layak, kita jual langsung dengan harga Rp 4 ribu per kilogram,” kata Sukiswanto lagi.
Setelah 3 tahun usaha ini berjalan, Sukiswanto menyebut sampai saat ini masyarakat yang mengikuti Program Tabungan Bank Jatah telah mencapai ratusan orang dengan sekitar 15 unit bisnis yang terbentuk di setiap kelurahan.