Singapura 'Krisis' Bayi, Ini Alasan Subsidi Tak Ngefek Bikin Warga Mau Punya Anak
Singapura, yang sudah bergulat dengan aging population, juga menghadapi salah satu tingkat kesuburan terendah di dunia, pemerintah memberikan insentif dan bonus untuk mendorong masyarakatnya memiliki anak.
Pasangan yang memiliki bayi di kelahiran sejak 14 Februari akan menerima masing-masing SGD 11.000 atau setara dengan lebih dari Rp 123 juta. Khusus untuk anak pertama dan kedua. Sementara anak ketiga akan diberikan nominal lebih besar yakni 13.000 SGD atau Rp 146 juta, berlaku juga seterusnya bila kembali memiliki anak.
Kenaikan bantuan ini bahkan mencapai 30 sampai 37 persen dari sebelumnya.
Cuti ayah yang dibayar pemerintah ditingkatkan dua kali lipat, meningkat dari dua menjadi empat minggu bagi ayah dari bayi yang lahir pada tahun 2024.
Sayangnya, meskipun ada banyak kebijakan pemerintah yang bertujuan mendorong lebih banyak pasangan memiliki anak, analisis di Economist Intelligenc Unit (EIU) berpendapat lain, 'mengeluarkan uang' untuk masalah ini tidak akan efektif.
"Mengatasi tingkat kesuburan mengharuskan kita untuk menghadapi beberapa kelemahan sistem yang mendasarinya. Yang berarti tidak hanya mengatasi tantangan demografis, namun juga membantu membangun kohesi sosial, dan mungkin melihat bagaimana kita dapat menumbuhkan sikap yang lebih sehat terhadap pengambilan risiko," kata Tan dari EIU.