Kisah Tiga Bapak Bangsa Indonesia Pernah Diasingkan di Sumatera Utara
Di salah satu lereng perbukitan yang sunyi rumah yang dibangun pada tahun 1790 dan dulunya tempat tinggal seorang Perwira Belanda masih berdiri dan menjadi saksi bisu pembuangan tiga Bapak Bangsa.
Keaslian bangunan itu masih terjaga meski pemugaran pernah dilakukan pada tahun 1957 dan 2005. Kamar tidur Soekarno, Sutan Syahrir dan Haji Agus Salim pun masih seperti aslinya.
Soekarno, Sutan Syahrir dan Haji Agus Salim lebih banyak menghabiskan waktu di dalam rumah dengan penjagaan ketat oleh tentara Belanda bersenjata senapan.
Karena alasan keamanan Soekarno, Sutan Syahrir dan Haji Agus Salim yang diasingkan di Berastagi Kabupaten Karo dipindahkan Belanda. Belanda takut Laskar rakyat di Tanah Karo yang jadi basis perjuangan kemerdekaan merebut kembali para Bapak Bangsa.
Dari pengasingannya di kota Berastagi Kabupaten Karo, Bung Karno Sutan Syahrir dan Agus Salim diasingkan ke pinggiran Danau Toba. Mereka diasingkan selama dua bulan.
4 Januari 1949 Soekarno, Sutan Syahrir dan Haji Agus Salim tiba di rumah pengasingannya di Kota Parapat Kabupaten Simalungun Sumatera Utara. Rumah Pesanggrahan Bung Karno di Parapat ini dibangun oleh Belanda pada tahun 1821.