Hajar Aswad, Batu Syurga yang Jadi Rebutan Manusia
Dalam perjalanannya, Rasulullah SAW pun menjadi bagian penting dari keberadaan Hajar Aswad.Sejarah mencatat ketika Rasulullah SAW masih berusia 35 tahun, terjadi pemugaran Kabah.
Sayang, dalam pemugaran itu terjadi perselisihan antar kabilah suku Quraisy Mekkah terkait posisi batu suci itu. Bahkan hampir saja terjadi pertumpahan darah, hanya karena masing-masing pemuka Quraisy merasa paling berhak atas Hajar Aswad.
Di tengah perselisihan, Abu Umayyah bin Mughirah Al-Makhzumi mengusulkan agar permasalahan itu diserahkan kepada orang yang pertama kali memasuki gerbang Kabah (Masjidil Haram melalui Bab Al-Shafa) pada hari itu.
Dan Muhammad bin Abdullah, adalah orang yang pertama kali masuk. Maka pemuka Quraisy pun sepakat bahwa yang menentukan posisi Hajar Aswad diserahkan kepada Muhammad –yang kala itu belum diangkat menjadi Nabi dan Rasul.
Mendapat kepercayaan itu, Rasulullah SAW pun membentangkan kain di tanah lalu meletakkan Hajar Aswad di atas hamparan kain itu. Lalu beliau meminta setiap tokoh Quraisy secara bersama-sama mengangkat dan membawa Hajar Aswad itu ke tempat semula.
Dan setibanya di lokasi asal, Hajar Aswad diangkatnya dan ditempatkannya di tempat asalnya. Dengan cara ini, para pemuka Quraisy sama-sama punya andil dalam menempatkan Hajar Aswad dan terhindar dari pertumpahan darah.