Hajar Aswad, Batu Syurga yang Jadi Rebutan Manusia
Tak heran bila Hajar Aswad dikhususkan dalam dua hal, yakni dianjurkan mengusap dan menciumnya karena keutamaannya. Berbeda dengan rukun Yamani yang hanya mengusapnya namun tidak menciumnya.
Nah, mencium Hajar Aswad adalah bagian dari ibadah sebagaimana wukuf di Arafah, bermalam di Muzdalifah dan thawaf mengelilingi Kabah.
Terkait mencium dan menyentuh Hajar Aswad, sebagaimana hadits yang diriwayatkan Bukhari, Khalifah Umar bin Khattab RA mengatakan, “Memang aku tahu bahwa engkau hanyalah batu, tidak dapat mendatangkan manfaat atau bahaya. Jika bukan karena aku melihat Rasulullah menciummu, aku tentu tidak akan menciummu.”
Jadi, ritual mencium atau dengan cara memberi isyarat (istilam) yang dilakukan umat Islam yang tengah umrah maupun haji tersebut dalam rangka mengikuti tuntunan Nabi Muhammad SAW, bukan menyembah batu.
Dikutip dari madaninews.id, keberadaan Hajar Aswad tak terlepas dari sejarah panjang saat Nabi Ibrahim AS dan Ismail AS membangun Kabah. Adalah Nabi Ismail yang menemukan batu itu ketika mencari batu tambahan. Lalu, batu itu diserahkannya kepada ayahnya.
Saking tertariknya pada batu itu, Nabi Ibrahim menciuminya berulang-ulang. Dan ketika akan menempatkan batu itu, keduanya terlebih dalu menggendongnya sembari mengelilingi (thawaf) bangunan Kabah sebanyak tujuh putaran.