Malaysia Hadapai "Krisis Tenaga Kerja" Akibat Indonesia Belum Beri Kepastian
RIAU24.COM - Malaysia kini diterpa kelangkaan pekerja migran yang mengakibatkan perusahaan perkebunan kelapa sawit hingga semikonduktor terpaksa mengabaikan pesanan dan miliaran penjualan.
Produsen mengatakan Negeri Jiran kekurangan 1,2 juta pekerja. Sebanyak 500.000 untuk konstruksi, 12.000 untuk kelapa sawit, 15.000 untuk cip, 12.000 untuk sarung tangan medis.
"Meskipun optimisme yang lebih besar dalam prospek dan peningkatan penjualan, beberapa perusahaan sangat terhambat dalam kemampuan mereka untuk memenuhi pesanan," kata Presiden Federasi Produsen Malaysia, Soh Thian Lai, yang mewakili lebih dari 3.500 perusahaan, dilansir dari Reuters, dikutip Selasa (14/6/2022).
"Situasinya mengerikan dan sangat mirip dengan permainan sepak bola melawan 11 orang tetapi hanya diizinkan untuk memasukkan tujuh orang," tambahnya.
Sejak April 2022, perusahaan telah meminta izin 475.000 pekerja migran. Namun Kementerian Sumber Daya Manusia Malaysia, yang bertanggung jawab untuk menyetujui penerimaan pekerja asing, hanya menyetujui 2.065 pekerja saja.
Meskipun sudah mencabut larangan perekrutan pekerja asing di Februari karena Covid-19, jumlah pekerja migran masih minim.