Kapal Kargo di Makasar Diubah Menjadi Fasilitas Isolasi Terapung Untuk Pasien yang Terjangkit Virus COVID-19
Menurut Dicky Budiman, ahli epidemiologi Indonesia di Griffith University di Australia, konsep isolasi seharusnya berarti menjaga pasien tetap terpisah dan di ruangan terpisah. “Jika Anda melihat model [di kapal] itu tidak ideal.”
Budiman menambahkan, bagian terpenting dari isolasi kapal adalah analisis risiko awal, penyortiran pasien dengan gejala ringan dan sedang, dan yang tidak memiliki penyakit penyerta.
“Harus ada pemantauan rutin, karena isolasi di kapal bisa menjadi padat dan padat. Pertimbangan lain adalah masalah sosial dan dukungan psiko-sosial yang mungkin diperlukan di atas kapal,” katanya.
“Sementara itu, menggunakan AC sentral berbahaya kecuali sistem pendinginnya juga menggunakan filter HEPA. Jika tidak, maka itu tidak boleh digunakan. Windows harus tetap dibuka dan kipas juga digunakan, sehingga menjadi lebih rumit karena virus bisa ada di mana-mana.”
Sementara beberapa mungkin memiliki keraguan tentang skema tersebut, yang lain percaya bahwa fasilitas isolasi terapung bukanlah ide yang buruk.
Ansariadi, Ahli Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Makassar, mengatakan isolasi terpusat di satu tempat akan menjadi cara efektif untuk mengendalikan pergerakan dan interaksi pasien dengan warga setempat. “Hanya teknisnya saja yang masih perlu dibenahi. Keberhasilan isolasi yang sebenarnya adalah seberapa cepat pasien ditemukan dan diisolasi.”