Kapal Kargo di Makasar Diubah Menjadi Fasilitas Isolasi Terapung Untuk Pasien yang Terjangkit Virus COVID-19
Ketua Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sulsel Ridwan Amiruddin mengatakan fasilitas isolasi tersebut dibenarkan karena Indonesia memasuki “fase ekstrem penanganan pandemi Covid-19”.
“Dalam skenario terburuk, Indonesia dapat melihat lebih dari 200.000 kematian dilaporkan pada awal Oktober 2021 dan kematian dapat mencapai puncaknya di lebih dari 2.000 per hari pada pertengahan Agustus,” tambahnya.
Fakta di lapangan di Sulawesi Selatan juga menunjukkan situasi yang semakin suram. Provinsi ini telah mencatat lebih dari 70.000 kasus virus corona dan 1.000 kematian dalam beberapa pekan terakhir, dengan lebih dari 700 infeksi baru per hari. Di ibu kota provinsi Makassar, ada lebih dari 2.300 kasus aktif.
“Pola kerja pengendalian pertumbuhan kasus baru harus menggunakan contact tracing,” kata Ridwan. “Namun tracing rate di Sulawesi Selatan masih sangat rendah yaitu 1:3 sedangkan World Health Organization (WHO) merekomendasikan rasio 1:30.”
Menurut Ridwan, Sulawesi Selatan sekarang sedang mencari cara untuk membendung kasus yang meningkat dengan menggunakan pendekatan dua arah: tindakan biasa seperti masker dan vaksinasi massal, ditambah dengan praktik yang lebih eksperimental seperti pengadaan Umsini dan mengirimkan tim bernama “Pemburu Covid” untuk melakukan spot. pemeriksaan pada warga.
Ahli epidemiologi Ansariadi mengatakan bahwa bahkan jika kasus Covid-19 mulai turun di titik panas Jawa, bagian lain negara ini mungkin terus mengalami peningkatan kasus jika tidak ada tindakan tegas yang terus dilakukan.