Presiden Irak Minta Diakhirinya Kasus Korupsi dan Penjarahan di Sulaymaniyah
RIAU24.COM - Presiden Irak Barham Salih telah menyerukan diakhirinya "korupsi, penjarahan, penjarahan dan penyelundupan" menyusul protes hari keenam di wilayah Kurdi di provinsi Sulaymaniyah Irak utara. Demonstran turun ke jalan untuk berdemonstrasi menentang kepemimpinan politik, tingkat pengangguran yang tinggi, dan kurangnya layanan publik.
Mereka juga menuntut agar gaji mereka dibayar penuh. Media lokal melaporkan bahwa setidaknya enam pengunjuk rasa tewas dalam bentrokan dengan pasukan keamanan.
“Kekerasan bukanlah solusi untuk menghadapi tuntutan sah warga,” kata Presiden Salih dalam keterangannya, Selasa.
“Keinginan dan tuntutan para demonstran damai harus dihormati. Kami menuntut agar pasukan keamanan berperilaku sesuai dengan hukum dan tidak menggunakan kekerasan. "
Pada Senin malam, akses internet untuk sementara dibatasi hanya 48 persen dari level biasa, menurut pengamatan internet Netblocks, sementara saluran televisi lokal NRT News tidak ditayangkan.
Pekan lalu, pengunjuk rasa membakar beberapa gedung pemerintah, termasuk kantor Partai Demokrat Kurdistan (KDP) dan Persatuan Patriotik Kurdistan (PUK), yang mereka tuduh melakukan korupsi.