Punya Tiga Tujuan, Riset Oxford Menyebutkan Buzzer Indonesia Dibayar Rp1-50 Juta
Laporan tersebut juga membeberkan jika buzzer di Indonesia digerakan oleh bot dan manusia secara langsung. Penelitian ini tidak menemukan buzzer di Indonesia digerakkan oleh robot atau akun yang diretas seperti di beberapa negara seperti di Brazil, Jerman, Korea Utara, hingga Rusia.
Dari penelitian itu, Samantha dan Philip menyebut buzzer di Indonesia menggunakan disinformasi dan memanipulasi media untuk menyesatkan pihak yang menjadi target. Selain itu, buzzer di Indonesia juga dikerahkan untuk memperkuat konten yang ada di media sosial.
"Penciptaan disinformasi atau media yang dimanipulasi adalah strategi komunikasi yang paling umum. Di 52 dari 70 negara yang kami periksa, pasukan dunia maya secara aktif membuat konten seperti meme, video, situs berita palsu atau media yang dimanipulasi untuk menyesatkan pengguna," tulis laporan penelitian itu.
zxc2
Selain itu, penelitian tersebut juga menyebutkan buzzer di Indonesia memanfaatkan beragam media sosial dalam bekerja. Tercatat, buzzer di Indonesia menggunakan Twitter, WahatsApp, Instagram, dan Facebook.
"Meskipun ada lebih banyak platform dari sebelumnya, Facebook tetap menjadi platform dominan untuk aktivitas pasukan siber," demikian isi laporan penelitian tersebut.