Apa yang Kita Ketahui Tentang Danantara, Dana Kekayaan Negara Kedua di Indonesia

Dewan Direksi Danantara dipimpin oleh CEO Muliaman Darmansyah Hadad, mantan kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Muliaman telah memainkan peran penting dalam membentuk kebijakan fiskal dan moneter Indonesia dan sebelumnya menjabat sebagai deputi gubernur Bank Indonesia. Ia juga pernah menjabat sebagai duta besar Indonesia untuk Swiss dari tahun 2018 hingga 2023. Mendampinginya sebagai deputi CEO adalah Kaharuddin Djenod, seorang arsitek perkapalan dan mantan CEO perusahaan pembuat kapal milik negara PAL Indonesia. Keduanya akan didukung oleh enam direktur eksekutif.
Mengapa Prabowo Membutuhkan Danantara?
Presiden Prabowo memiliki beberapa program yang membutuhkan anggaran besar ke depannya, termasuk inisiatif andalannya untuk menyediakan makanan gratis bagi anak usia sekolah, yang diperkirakan akan menghabiskan biaya pemerintah lebih dari Rp 100 triliun ($6,1 miliar) pada tahun 2024 saja. Komitmen pengeluaran besar lainnya adalah penyelesaian ibu kota negara baru, Nusantara, sebuah proyek yang digagas oleh Jokowi dan telah dijanjikan akan diselesaikan oleh Prabowo.
Tantangannya terletak pada pendanaan program-program ambisius ini. Anggaran negara Indonesia telah mengalami defisit selama beberapa dekade, dengan defisit mencapai Rp 507,8 triliun ($31,3 miliar), atau 2,29 persen dari PDB, pada tahun 2023. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati telah memproyeksikan defisit yang lebih tinggi lagi, yaitu Rp 616 triliun untuk tahun fiskal saat ini. Dengan kendala keuangan yang membatasi ruang fiskal pemerintah, Prabowo harus mencari sumber pendanaan alternatif di luar anggaran negara untuk membiayai inisiatifnya, termasuk program makanan gratis yang mahal.
Bisakah Danantara Memulai dengan Baik?