Geger Wabah 'Sindrom Pipi Tertampar' di Jepang, Ibu Hamil-Anak Paling Berisiko
Selama minggu 25 November hingga 1 Desember, terdapat 0,89 kasus per institusi medis di seluruh negeri, peningkatan sekitar 70 persen dari minggu sebelumnya.
Wilayah Tokyo Raya mengalami tingkat infeksi yang sangat tinggi, dengan kasus per institusi medis dilaporkan sebesar 3,49 di Prefektur Saitama, 3,02 di Tokyo, 2,17 di Prefektur Kanagawa, dan 2,1 di Prefektur Chiba. Imbauan kesehatan telah dikeluarkan di semua wilayah hukum ini.
JSIDOG memperkirakan bahwa 20 hingga 50 persen ibu hamil di Jepang sudah memiliki antibodi terhadap virus tersebut. Namun, infeksi pertama kali selama kehamilan dapat menularkan virus ke janin melalui plasenta.
Hal ini dapat mengakibatkan risiko keguguran atau lahir mati sebesar 6 persen dan kemungkinan kondisi seperti anemia atau pembengkakan pada janin sebesar 4 persen.
Hideto Yamada, direktur JSIDOG sekaligus kepala pusat keguguran berulang di Rumah Sakit Teine Keijinkai di Sapporo, menekankan pentingnya pencegahan.
"Wanita hamil sering kali tertular dari anak-anak, suami, atau anggota keluarga lainnya," jelasnya. "Mereka harus mengambil tindakan pencegahan di rumah, seperti mencuci tangan, mengenakan masker, dan menghindari kontak dekat seperti berciuman selama wabah," dikutip dari The Mainichi. ***