Dari Plantation Ke Fashion, Asia Pacific Rayon Dukung Sustainability Lewat Serat Viscose Rayon
Aji mengungkapkan ada 7 tahapan utama pembuatan Viscose Rayon hingga menjadi garmen siap pakai untuk konsumen, yakni dimulai dari tanaman Akasia dan Eukaliptus siap panen, pengolahan menjadi potongan kayu (wood chips), pengolahan menjadi pulp larut (dissolving pulp), pengolahan menjadi serat viscose (viscose fibre), dipilin menjadi benang (yarn), ditenun menjadi kain dan siap dipakai sebagai bahan busana dan lainnya.
Dijelaskan Aji juga, viscose rayon APR memiliki sifat yang biodegradable (mudah terurai) karena terbuat dari 100% selulosa kayu dan dapat terdaur kembali ke tanah.
“Karena dibuat dan dikelola secara berkelanjutan melalui proses daur ulang, maka 100 persen viscose dye-nya natural. Jadi kalau suatu hari kita merasa bosan sama bajunya, cukup ditanam di tanah dan setelah 21 hari sudah pasti akan terurai,” pungkas Aji.
Konsep From Plantation to Fashion: Komitmen APR Dalam Mendukung Fesyen Berkelanjutan di Indonesia
Sebagai produsen serat viscose rayon berkelanjutan, dengan menggandeng dua jenama lokal serta line up fesyen dari Everything Indonesia, APR meluncurkan modest fesyen bertajuk “APR: From Plantation to Fashion” dalam workshop tersebut.
Dalam fesyen show yang berlangsung pada Senin sore itu, puluhan koleksi pakaian menggunakan serat viscose rayon APR sebagai material utama, turut ditampilkan.