Menu

Dengan Pembiayaan BRK Syariah, Batik Jalur Batik Nagori ‘Go’ Pasar Internasional

Alwira 2 Jun 2024, 22:27
UMKM Batik Nagori Kuansing yang mengembangangkan usahanya dengan bersama BRK Syariah
UMKM Batik Nagori Kuansing yang mengembangangkan usahanya dengan bersama BRK Syariah

“Berbagai model baju tunik, gamis, outer, kemeja dan blazer nanti akan dihasilkan dari karya designer yang direkrut khusus oleh owner Rumah Batik Nagori. Orderan baju batik saat ini sudah overload, tidak ada stok lagi di outlet-outlet kami maupun mitra kami. Tentunya produksi baju akan ditingkatkan lagi, dan kami juga akan siapkan designer terbaik untuk merancang model-model baju batik nagori,” ujarnya.

Rumah Batik Nagori ini salah satu industri batik di Riau yang banyak membuka lapangan kerja untuk masyarakat tempatan. Saat pandemi Covid-19, ratusan orang mulai dari mahasiswa hingga ibu rumah tangga menjadi pengrajin batik di Rumah Batik Nagori. Dan bahkan, Syura membangun gedung baru untuk produksi Batik Jalur Batik Nagori dengan luas bangunan 19x8 meter persergi di dekat tempat tinggalnya.

“BRK Syariah memiliki peran juga dalam pengembangan Rumah Batik Nagori ini melalui pembiayaan yang diperolehnya tahun 2021, pasca pandemi Covid-19. Jumlah permintaan meningkat drastis, sementara bahan dasar terbatas, begitu juga dengan tenaga pengrajinnya. Berkat pembiayaan yang kami peroleh dari BRK Syariah, kami mampu memenuhi permintaan konsumen,” kata Syura.

Namun membuat batik membutuhkan sumber daya manusia yang terlatih, modal kerja yang relatif tinggi, sarana dan prasana yang memadai, tekat dan kemauan yang kuat, dan yang tidak kalah penting adalah hadirnya seorang leader yang handal untuk meramu semua potensi yang ada. Itulah alasan kenapa Rumah Batik Nagori menerima pengrajin pemula yang belum pernah membatik dengan syarat mereka siap dan konsisten mengikuti pelatihan yang diberikan.

“Untuk mereka yang rajin dan mau terus belajar akan menuai hasil yang maksimal, tetapi untuk mereka yang ingin mendapatkan nilai besar di awal sementara belum memiliki keahlian, tentu tidak akan terwujud. Sehingga banyak juga yang mengundurkan diri dan mencari pekerjaan dengan pendapatan tetap. Padahal kalau di sini, pendapatan minimal pengrajin itu Rp.3 jutaan. Mereka dibayar sesuai dengan jumlah batik yang mereka kerjakan, dalam 2 hari bisa menyelesaikan 15 lembar batik,” kata Dosen UIN Jurusan Kewirausahaan ini.

Batik Kuansing semakin disukai dan diminati oleh masyarakat Riau bahkan oleh masyarakat di luar Sumatera. Kata Syura, kualitas dan kuantitas produksi masih diakui terbaik oleh konsumen, tak heran permintaan konsumen saat ini 3.000 lembar dalam status inden. Meski harganya tidak murah, ini membuktikan konsumen menghargai karya cipta yang bernilai budaya tinggi yang dituangkan di dalam lembaran kain.

Halaman: 123Lihat Semua