Para Ilmuwan Menyuntikkan Bahan Radioaktif ke Tanduk Badak untuk Mengekang Perburuan Liar di Afrika Selatan
![Badak yang dibius terbaring tak sadarkan diri setelah profesor James Larkin (tidak terlihat) dari Unit Fisika Radiasi dan Kesehatan Universitas Witwatersrand (RHPU) bersama dengan anggota Proyek Rhisotope lainnya dengan hati-hati menanamkan radioisotop dosis dan dihitung ke dalam tanduknya di lokasi](https://portal.riau24.com/news/20240627/riau24_1719463021.png)
Badak yang dibius terbaring tak sadarkan diri setelah profesor James Larkin (tidak terlihat) dari Unit Fisika Radiasi dan Kesehatan Universitas Witwatersrand (RHPU) bersama dengan anggota Proyek Rhisotope lainnya dengan hati-hati menanamkan radioisotop dosis dan dihitung ke dalam tanduknya di lokasi
Sekitar 15.000 badak hidup di negara Afrika selatan, menurut perkiraan oleh yayasan Badak internasional.
“Tahap terakhir dari proyek ini adalah perawatan setelah hewan mengikuti protokol ilmiah dan protokol etika yang tepat", kata COO proyek, Jessica Babich yang ceria.
Tim kemudian akan mengambil sampel darah lanjutan untuk memastikan badak dilindungi secara efektif.
“Bahan itu akan bertahan lima tahun di tanduk, yang lebih murah daripada dehorning setiap 18 bulan,” pungkas Larkin.
(***)