Kenali Apa itu Mujaddid dalam Islam, yang Datang Setiap 100 Tahun Sekali
"Sebagian dari apa yang kita namai ajaran agama adalah hasil interpretasi ulama yang tentunya dipengaruhi oleh kondisi sosial masyarakatnya, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), serta budaya lokal," terang dia.
Untuk itulah, mujaddid berperan untuk mereaktualisasi ajaran. Meski demikian, tidak mudah untuk menetapkan siapa orangnya pada tiap abadnya. Sebab, ada pula kemungkinan mujaddid tidak hanya satu orang melainkan ada beberapa orang dalam satu abad.
Hal itu pula yang disebut Quraish Shihab versi nama-nama mujaddid dari tiap abadnya dapat berbeda-beda. Salah satunya yang disebut Ibnu Katsir dalam Kitab Dala'il an Nubuwwah, mujaddid pada abad pertama Hijriah mencakup empat belas nama tokoh. Tidak hanya satu tokoh tiap abadnya.
Pendapat lain dari Imam As Suyuthi menyebutkan nama-nama mujaddid yang berbeda pula dalam potongan syair gubahannya. Lalu, versi lainnya dapat ditemukan dari Nawab Shidiq Hasan Khan yang menulis Kitab Hujaj al Kiramah.
Nawab Shidiq Hasan Khan merinci mujaddid setiap tahunnya termasuk nama-nama yang tidak asing di kalangan muslim.
Mereka adalah Imam Asy Syafi'i dan Imam Ahmad yang disebut mujaddid abad ke-2, mujaddid abad ke-5 yakni Imam Al Ghazali, mujaddid abad ke-7 adalah Ibnu Taimiyah, Imam As Suyuthi termasuk dalam mujaddid abad ke-10, dan Imam Mahdi sebagai mujaddid terakhir yang akan memperbarui agama Islam.