Perjuangan Wanita Idap Kanker Paru Stadium 4 di Usia 35, Awalnya Alami Gejala Ini
"Saat itu kebetulan besoknya adalah hari libur nasional, saya kesulitan untuk mencari spesialis paru di bandung, karena banyak yang cuti saat itu. Kemudian saya cari-cari lagi, alhamdulilah ketemu salah satu dokter paru di Bandung yang berpraktik keesokan harinya," curhatnya.
"Beliau menyarankan saya segera untuk foto toraks. Dari situ dokter memprediksi, ada cairan efusi pleura di dada kiri saya, sehingga menyebabkan dada kiri saya nyeri," imbuhnya lagi.
Dokter awalnya mendiagnosis Dwina TB paru atau tuberkulosis dan menyarankan untuk menjalani pengobatan selama kurang lebih satu setengah bulan. Akan tetapi, pengobatan tersebut tak membuahkan hasil, bahkan nyeri dada yang dialaminya semakin memburuk.
Dwina kemudian mencari pendapat dari dokter paru lainnya terkait kondisi yang dialami. Ia juga menjalani pemeriksaan ulang berupa foto toraks, pemeriksaan dahak, hingga darah.
"Beliau membandingkan foto toraks sebelum dan sesudahnya, beliau justru tidak melihat cairan di dada kirinya. Sepertinya beliau mencurigai sesuatu, dan meminta saya untuk CT scan ulang. Tidak berpikir panjang lagi, saya langsung CT scan ulang," imbuh Dwina.
"Hasil CT scan yang saya baca bisa dilihat ada tumor bahkan mengarah ke arah cancer. Saat itu saya konsultasikan lagi ke dokter paru, beliau memang tidak secara gamblang menjelaskan apa yang terjadi pada dua paru-paru saya ini," imbuhnya lagi.