Angka Kelahiran Jeblok, Populasi China Menyusut 2 Tahun Berturut-turut
RIAU24.COM - Populasi China mengalami penurunan selama dua tahun berturut-turut seiring dengan rendahnya angka kelahiran dan tingginya kematian akibat COVID-19. Penurunan ini berdampak besar pada potensi pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang di China.
Pada tahun lalu, China sempat mengalami lonjakan kasus COVID-19 setelah menerapkan pembatasan ketat dan kebijakan karantina selama tiga tahun, hingga akhirnya pemerintah mencabut aturan tersebut pada Desember 2022. Total kematian tahun lalu naik menjadi 6,6 persen atau sekitar 11,1 juta orang, mencapai tingkat tertinggi sejak 1974 selama Revolusi Kebudayaan.
Biro Statistik Nasional (NBS) melaporkan angka kelahiran China juga terus menurun ke rekor terendah yaitu 6,39 kelahiran per 1.000 orang. Angka ini turun dari 6,77 kelahiran per 1.000 orang pada 2022. Itu artinya sebanyak 9,02 juta bayi lahir pada 2023, dibandingkan 9,56 bayi yang lahir pada 2022.