Angka Kelahiran Jeblok, Populasi China Menyusut 2 Tahun Berturut-turut
Kebijakan tersebut berdampak pada minat masyarakat China untuk memiliki bayi pada tahun 2023. Bahkan, pengangguran kaum muda mencapai rekor tertinggi, upah bagi banyak pekerja kantoran turun, dan krisis di sektor properti, tempat lebih dari dua pertiga kekayaan rumah tangga disimpan, semakin meningkat.
"Seperti yang telah kita amati berulang kali di negara-negara dengan tingkat kesuburan rendah, penurunan kesuburan seringkali sangat sulit untuk diperbaiki," kata ahli demografi Universitas Michigan, Zhou Yun, dikutip Reuters.
Dalam jangka panjang, PBB juga memperkirakan populasi China bakal akan menyusut sebesar 109 juta pada tahun 2050, lebih dari tiga kali lipat penurunan dari perkiraan mereka sebelumnya pada tahun 2019.
Sementara populasi China berusia 60 tahun ke atas mencapai 296,97 juta pada tahun 2023, sekitar 21,1 persen dari total penduduknya, naik dari 280,04 juta pada tahun 2022.
Di sisi lain, tingginya biaya penitipan anak dan pendidikan, membuat banyak pasangan di China enggan memiliki anak. Termasuk juga ketidakpastian pasar kerja yang membuat perempuan enggan berhenti berkarir.