Singapura 'Krisis' Bayi, Ini Alasan Subsidi Tak Ngefek Bikin Warga Mau Punya Anak
RIAU24.COM - Lebih dari 10 tahun lalu, Loh dan suaminya mengambil keputusan untuk tidak memiliki anak. Dua warga Singapura itu menjadi salah satu di balik alasan merosotnya angka kesuburan negeri Singa.
Keduanya yakin telah membuat pilihan yang tepat.
"Saya mungkin merasa berbeda ketika berada di ambang kematian dan harus mati sendirian, namun saat ini, pilihannya tampaknya tepat bagi kami," kata suami Loh, yang berusia 46 tahun dan bekerja di industri teknologi.
Angka kelahiran sedikit meningkat pada tahun 2022 menjadi 1,12 dari 1,1 pada tahun sebelumnya ketika masyarakat tinggal di rumah selama COVID-19, yang akhirnya memiliki lebih banyak anak.