Menu

Dikirim AS ke Ukraina, Bom Curah yang Mirip Ranjau Darat Miliki Bahaya Mematikan 

Zuratul 11 Jul 2023, 10:41
Dikirim AS ke Ukraina, Bom Curah yang Mirip Ranjau Darat Miliki Bahaya Mematikan. (Republika.co.id/Foto)
Dikirim AS ke Ukraina, Bom Curah yang Mirip Ranjau Darat Miliki Bahaya Mematikan. (Republika.co.id/Foto)

Amunisi tersebut tetap bisa meledak dan dapat melukai atau membunuh makhluk hidup kapan saja. Bom ini punya cara kerja yang sama berbahayanya dengan ranjau darat, terkadang membuat daerah yang terkena dampak tidak dapat dihuni. Beberapa daerah di Laos, misalnya, tetap terkontaminasi selama beberapa dekade setelah perang berakhir.

Populasi sipil sangat terpengaruh oleh penggunaan bom curah ini. Laporan pemantauan tahun 2022 yang disusun oleh Cluster Munition Coalition menemukan bahwa 97% korban adalah warga sipil dan 66% dari mereka yang terluka atau terbunuh adalah anak-anak. Pada Agustus 2022, Ukraina adalah satu-satunya negara tempat bom curah dikerahkan, menurut laporan tersebut.

Produsen bom curah termasuk AS, Cina, dan Rusia

Saat ini, ada 16 negara yang memproduksi bom curah dan belum berkomitmen untuk menghentikannya, menurut laporan Cluster Munition Coalition. Negara-negara tersebut adalah Brasil, Cina, Mesir, Yunani, India, Iran, Israel, Korea Utara, Pakistan, Polandia, Rumania, Rusia, Singapura, Korea Selatan, Turki, dan AS.

Tahun lalu pasukan Rusia di Ukraina mengerahkan setidaknya dua jenis bom curah yang baru dikembangkan, lanjut laporan itu.

Menjelang pengumuman paket bantuan AS, direktur eksekutif Asosiasi Kontrol Senjata AS berbicara menentang transfer senjata semacam itu. Mengirim senjata macam ini "akan meningkatkan (ketegangan), kontraproduktif, dan hanya semakin meningkatkan bahaya bagi warga sipil yang terperangkap di zona pertempuran dan mereka yang, suatu hari nanti, akan kembali ke kota, desa, dan pertanian mereka," ujar Daryl Kimball.

Sambungan berita: (***) 
Halaman: 345Lihat Semua