Orang Jepang Terkesan Dingin, tapi Aslinya Hangat
"Saat masuk ke kereta itu dibantu sama petugas, diberi alas penyangga yang untuk menghubungkan antara peron ke kereta," ujarnya.
Selain itu, walau kereta sedang padat, penumpang lain membuka jalan untuk mempermudah dia dan anaknya memasuki kereta.
"Walau itu lagi rush hour ya, kereta padat sekali, tapi orang-orang sana membuka jalan gitu buat kita yang bawa troli anak. Jadi, langsung diarahkan ke arah kursi prioritas yang ada di kereta," kata Vanita.
Ia menceritakan kalau anaknya sempat rewel dalam perjalanan kereta dan membuat seorang penumpang berbicara dalam bahasa Jepang yang tidak ia mengerti, namun ia menduga penumpang tersebut terganggu. Vanita sempat merasa tidak enak hati. Tetapi, justru kehangatan lain yang diterimanya. Tepatnya, ketika anaknya yang masih balita tersebut berusaha melepaskan sepatu.
"Walaupun sempat kayak ada yang ngomel gitu pakai bahasa Jepang yang nggak aku ngerti, tapi mereka tuh kayak cuek-cuek peduli gitu. Pas anakku menjatuhkan sepatu misalnya, mereka membantu mengambilkan," kata Vanita.
Vanita pun tidak lagi menganggap masyarakat Jepang sebagai warga yang dingin dan cukup canggung berinteraksi. Dia tertegun akan budaya yang dibawakan masyarakat Jepang yang tetap menghargai dia sebagai wisatawan yang sedang membawa balita. ***