Ikhtiar PHR Bangkitkan Potensi Rupat Utara, Surga Wisata Tepian Selat Malaka
”Kami tengah mejajaki pelaksanaan program serupa di wilayah operasi PHR lainnya di Riau. PHR akan mereplikasi best practices (praktik-praktik terbaik) di Kampung Patin untuk destinasi desa wisata. Setelah membina Desa Koto Masjid, PHR WK Rokan sedang menjajaki Pulau Rupat Bengkalis, untuk membantu pengembangan wisata bahari di sana dengan target untuk go international,” ungkap Rudi Ariffianto.
Pelaksanaan program tersebut berdasarkan pemetaan sosial dan juga diselaraskan dengan peta jalan pemerintah provinsi Riau khususnya Dinas Pariwisata baik di tingkat kabupaten maupun tingkat provinsi.
Dalam program ini, PHR dan STP Riau melatih dan membimbing masyarakat untuk meningkatkan keterampilan di bidang pemandu wisata, identifikasi potensi objek wisata, penginapan (homestay), suvenir, dan kuliner. Konsep yang dikembangkan adalah wisata berbasis komunitas (community based tourism/ CBT).
Wisata berbasis komunitas ini merupakan konsep pengembangan suatu destinasi wisata melalui pemberdayaan masyarakat lokal yang mempertimbangkan aspek keberlanjutan lingkungan, sosial, dan budaya. Program ini berupaya membangun keterampilan komunitas dan menjaga konservasi lingkungan.
Di sisi lain, Pulau Rupat termasuk Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN). Memiliki pantai pasir putih sepanjang 17 kilometer. Di kawasan wisata bahari ini sudah tersedia sejumlah villa hingga homestay.
Fokus program desa wisata binaan PHR adalah Peningkatan SDM pariwisata dan ekonomi kreatif, yang meliputi Kabupaten Kampar (Desa Dewi Koto Mesjid dan Dewi Pulau Belimbing), Kabupaten Bengkalis di Kecamatan Rupat Utara (Desa Tanjung Punak, Dewi Teluk Rhu dan Dewi Puteri Sembilan) dan Kota Pekanbaru (Wisata Kreatif Kampung Bandar).