Menelusuri Jejak Sejarah di Museum Rumah Kelahiran Buya Hamka
RIAU24.COM - Sebagai seorang filsuf, ulama, politikus, dan penulis, Buya Hamka telah membuat banyak karya yang bisa ditemui hingga saat ini, antara lain tulisan, buku, dan tafsiran yang tidak hanya dikenal di Tanah Air tapi juga di luar negeri.
Buya Hamka ialah tokoh asli Minang yang lahir dan tumbuh di tepi Danau Maninjau, tepatnya di Sungai Batang, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.
"Buya itu lahir dan tinggal di sini sampai umur 10 tahun. Setelah itu dia sudah keluar dari rumah karena prinsipnya anak lelaki di Minang usia segitu tinggalnya di surau," kata putra bungsu Buya Hamka, Amir Syakib.
Meskipun begitu, jejak sejarah kehidupan Buya Hamka saat ini masih bisa ditemui di rumah kelahiran Buya Hamka yang kemudian direnovasi menjadi sebuah museum bernama Museum Rumah Kelahiran Buya Hamka.
Pemandu museum, Dasri, menceritakan, sebelum menjadi sebuah museum, rumah kelahiran Buya Hamka dulunya pernah dirusak oleh penjajah Jepang sekitar tahun 1943.
Rumah tersebut pun menjadi tak layak huni. Sekitar tahun 2000, perwakilan Angkatan Belia Islam Malaysia (ABIM) datang ke Sumatera Barat untuk mencari tanah kelahiran Hamka.