Hikmah Puasa Hari Ke 28, Meminta Pertolongan Allah Melalui Sabar dan Shalat
Hal itu jika kita berpegang teguh dan meyakini bahwa “sabar dan shalat” adalah sebagai metodologi untuk mendatangkan pertolongan Allah SWT. Sebagaimana firman Allah SWT:
وَاسْتَعِين وا بَِال صبْرَِ وََال صلََةَِ وَََۚإِن هَا لََكَبِيرَةَ إَِ لَ عََلَى اَلْخَاشِعِينََ ۞ََ
“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk.” (QS. Al-Baqarah [2]: 45) Pemahaman letterlijk, ayat di atas itu adalah “mintalah pertolongan kepada Allah SWT melalui metodologi sabar dan shalat“. Dan Allah SWT menjelaskan tata-caranya, yakni dengan kekhusyu’an.
Sebab sabar dan shalat di saat kita berada pada keadaan yang sulit adalah sesuatu yang berat. Namun justru sebaliknya, seolah Allah SWT mengajarkan dan memberikan petunjuk bahwa hal itu sebenarnya mudah, yakni dengan metodologi “khusyu’“.
Selain sebagai tanggungjawab kita sebagai manusia, sabar dan shalat adalah dua keadaan yang justru sangat mendorong kita menjadi dekat kepada Allah SWT.
Sabar berasal dari kata “ash-Shabru” yang berujung pada kata “ash-Shabûr” (Maha Sabar) yang merupakan Nama Allah SWT yang baik (al-Asmãu al-Husnã).