Filipina akan Ajukan Banding Atas Keputusan ICC Untuk Membuka Kembali Penyelidikan Perang Narkoba
Sementara itu, kelompok HAM menyambut baik pengumuman ICC tersebut. Ketua National Union of People's Lawyers, Edre Olalia mengatakan kepada kantor berita bahwa pengumuman pengadilan memvalidasi pernyataan keluarga tersangka yang terbunuh bahwa "tidak ada langkah yang memadai dan efektif untuk mencapai keadilan konkret bagi mereka di lapangan menyatakan sebaliknya".
Wakil direktur Human Rights Watch Asia, Phil Robertson mengatakan bahwa penyelidikan ICC di Filipina adalah satu-satunya jalan yang kredibel untuk mendapatkan keadilan bagi para korban dan keluarga mereka.
Menurut data resmi, sebanyak 6.181 orang tewas dalam perang melawan narkoba selama masa jabatan mantan Presiden Duterte.
Namun, kelompok hak asasi mengatakan jumlah korban tewas mungkin mencapai 30.000 termasuk beberapa korban yang tidak bersalah.
Presiden Marcos berjanji untuk melanjutkan perang melawan narkoba tetapi dengan fokus pada pencegahan dan rehabilitasi. Saat menyambut pengumuman ICC, kelompok HAM juga menuduh pembunuhan terus berlanjut di bawah Marcos.
(***)