Istana yang berdiri di atas tanah seluas 2.400 meter persegi ini juga menjadi saksi bisu berbagai peristiwa peringatan sebelum kemerdekaan RI, diantaranya:

1. Jenderal de Kock menguraikan rencana untuk menindas pemberontakan Pangeran Diponegoro dan merumuskan strateginya dalam menghadapi Tuanku Imam Bonjol kepada Gubernur Jenderal Baron van der Capellen.

2. Tempat Gubernur Jenderal Johannes van de Bosch mengumumkan penetapan sistem tanam paksa (cultuurstelsel).

3. Pada tanggal 25 Maret 1947, di gedung ini terjadi pelanggaran naskah persetujuan Linggarjati. Pihak Indonesia diwakili oleh Sultan Sjahrir dan pihak Belanda oleh Dr. Van Mook.

4. Penandatanganan naskah pengakuan utang Republik Indonesia Serikat oleh Pemerintah Belanda pada tanggal 27 Desember 1949.

Republik Indonesia Serikat diwakili oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX, sedangkan Kerajaan Belanda diwakili oleh AHJ Lovink, Wakil Tinggi Mahkota di Indonesia.