Bagaimana Indonesia Membujuk Orang-orang Garis Keras yang Dipenjara Agar Menjauh Dari Pandangan Ekstrem
“Ketiga model pengembangan deradikalisasi ini relatif efektif bagi narapidana yang mulai membuka pikirannya selama di penjara. Namun, tidak semua narapidana berpikiran terbuka, karena ketika dipenjara, mereka semakin membenci negara dan tidak mau mengikuti program pembinaan,” katanya.
Menilai keberhasilan
Analis risiko Jacob memperingatkan bahwa juga sulit untuk menilai keberhasilan atau kegagalan relatif suatu program dengan menggunakan data saja.
“Jika Anda mengharapkan mantan anggota kelompok untuk benar-benar meninggalkan kepercayaan dan berintegrasi kembali ke dalam masyarakat “moderat”, itu adalah perintah yang sulit dan tidak realistis. Apa yang harus Anda lihat untuk sukses adalah tingkat pelanggaran kembali atau orang-orang yang melakukan tindakan kekerasan telah melalui program pemerintah nasional, program masyarakat sipil atau kursus pemerintah lokal, ”katanya.
Serangan tahun 2002 di Bali menewaskan lebih dari 200 orang dan memaksa Indonesia untuk menghadapi pertumbuhan kelompok garis keras dalam masyarakat [File: AP Photo]