Mengenal Thiwul, Kuliner Tradisional yang Lahir dari Penjajahan
Ahli gastronomi Universitas Negeri Yogyakarta Minta Harsana memastikan Thiwul lahir di Gunungkidul akibat penjajahan Belanda. Sekitar tahun 1940 an sentralisasi beras di zaman kolonial Belanda yang dilanjutkan Jepang membuat Harga beras mahal
“Kalau saya mengatakan bahwa sejak zaman Belanda kalau yang membawa itu adalah dari Portugis kemudian dikembangkan oleh hindia-belanda. Hindia Belanda bisa mengambil keuntungan bisa menjadi barang ekspor ke beberapa negara Eropa. Kemudian, berkembang pada masa-masa penjajahan, katanya.
“Itu saya katakan sebagai makanan masa-masa kolonial karena tidak ada alternatif lain bahkan orang-orang kita itu kalau makan ya Thiwul dengan sayuran atau kulupan,” tambahnya.
Di Indonesia singkong pertama dibawa Portugis masuk ke Maluku. Namun, karena tak berkembang singkong lalu dibawa ke Jawa pada 1852. Hampir seperempat abad kemudian singkong sempat diperkenalkan Bupati Trenggalek Jawa Timur namun tetap tidak berkembang.
Lalu singkong justru berkembang di Kabupaten sekitarnya seperti Cilacap Wonogiri hingga Gunung Kidul. Singkong pernah diekspor Belanda ke sejumlah negara Eropa pada 1928.
Cara membuat tiwul juga tidak pernah berubah seperti yang dilakukan Thiwul Yu Tum di Wonosari, Gunungkidul.