Jokowi Memuji Ekonomi Indonesia yang Semakin 'Kuat', Membuat Nama Indonesia Naik di Mata Internasional
Ekspor baja mencapai Rp 306 triliun (USD 20,7 miliar) pada tahun 2021, meningkat 18 kali lipat dibandingkan dengan tahun 2016, dan diproyeksikan mencapai Rp 440 triliun ($ 27 miliar) pada akhir tahun 2022, kata pemimpin Indonesia tersebut.
Friawan, peneliti CSIS, mengatakan fokus pemerintah pada hilirisasi memiliki hasil yang bisa diperdebatkan.
“Presiden hanya melihat keberhasilan hilirisasi nikel dari sisi peningkatan investasi dan ekspor baja, tetapi bukan dari memperhitungkan secara cermat nilai tambah yang sebenarnya diperoleh Indonesia. Perlu diingat, memiliki banyak sumber daya alam tidak berarti Indonesia dapat bersaing untuk produksi industri dan manufaktur dari input sumber daya alam. Untuk dapat bersaing, Anda juga membutuhkan teknologi pendukung, keterampilan, kapasitas, dan skala ekonomi.”
Widodo juga merujuk proyek warisannya tentang Nusantara, ibu kota baru yang diusulkan Indonesia di Kalimantan. Proyek, yang bertujuan untuk mengumpulkan 80 persen pendanaannya dari kepentingan pribadi, telah menjadi kontroversial, dengan beberapa kritikus mengatakan itu akan menyebabkan perpindahan masyarakat adat dan dapat memusatkan kekuasaan dengan cara yang mungkin tidak konstitusional .
“Yang menarik menurut saya Jokowi tetap berkomitmen menjalankan proyek besar ini di tengah ketidakpastian situasi ekonomi, baik di dalam maupun di luar,” kata Siwage Dharma Negara, senior fellow di Iseas-Yusof Ishak Institute, kepada Al Jazeera.
“Presiden tetap optimis dengan kemampuan ekonomi kita untuk bangkit dari pandemi sambil tetap berpesan bahwa kita perlu waspada dan hati-hati dengan kondisi yang sangat tidak pasti.”