Jokowi Memuji Ekonomi Indonesia yang Semakin 'Kuat', Membuat Nama Indonesia Naik di Mata Internasional
“Optimisme ini baik untuk mengundang partisipasi publik, tetapi juga bisa berbahaya dan ada ketakutan akan rasa percaya diri yang berlebihan,” kata Friawan kepada Al Jazeera.
Friawan mengatakan, meski fundamental ekonomi Indonesia terlihat kuat dibandingkan dengan beberapa negara lain, gambarannya telah terdistorsi oleh intervensi pemerintah untuk mengendalikan kenaikan tajam harga komoditas.
“Inflasi dan nilai tukar dipertahankan saat ini, tetapi biaya untuk melakukannya juga mahal,” katanya. “Inflasi rendah karena kami tidak melakukan penyesuaian harga bahan bakar tetapi subsidi energi telah meningkat menjadi Rp 502 triliun ($ 34 miliar).”
Seperti sebagian besar dunia, Indonesia menghadapi masalah rantai pasokan yang disebabkan oleh kombinasi faktor termasuk perang Ukraina dan permintaan konsumen yang tinggi setelah pandemi Covid-19.
Dalam pidatonya, Widodo mengatakan bahwa meningkatnya status internasional Indonesia meluas ke minat yang meningkat pada industri hilirnya, yang melibatkan pemrosesan bahan baku yang melimpah seperti minyak mentah dan nikel untuk memungkinkan ekspor produk jadi yang lebih mahal.
Joko Widodo mengatakan ekonomi Indonesia tumbuh 5,44 persen pada kuartal kedua 2022, dengan surplus sekitar Rp 364 triliun (USD 24 miliar).