Kisah John Lie, Pahlawan Indonesia Keturunan Tionghoa yang Dijuluki Hantu Selat Malaka
RIAU24.COM - Para pejuang Indonesia zaman dahulu saling bersatu, meski punya latar belakang yang berbeda.
Tanpa memperdulikan ras, suku, dan agama, mereka saling bahu-membahu dalam memperjuangan kemerdekaan Indonesia. Hingga akhirnya Indonesia bisa merdeka seperti saat ini.
Salah satu bukti dari menyampingkan perbedaan oleh para pahlawan itu adalah dari sosok bernama John Lie. Ya, meskipun berasal dari keturunan Tionghoa, namun dirinya bisa menjadi salah satu kunci kemenangan dalam melawan penjajah. Penasaran dengan kisahnya, simak ulasan lengkapnya berikut ini seperti dilansir dari VOI.
Salah satu pejuang yang membantu mempertahankan Indonesia, ternyata juga banyak yang berasal dari keturunan Tionghoa. Salah satunya adalah John Lie, yang pada masa pemerintahan presiden Susilo Bambang Yudhoyono memperoleh gelar pahlawannya. Beliau juga mendapatkan gelar laksamana muda, jabatan paling tinggi dalam militer yang diraih oleh keturunan Tionghoa.
John Lie bukanlah seorang yang hanya mementingkan jabatan, ketika bergabung dengan pejuang lainnya beliau tidak memikirkan pangkat. Oleh sebab itu, John Lie ditempatkan sebagai Kelasi III di ALRI ( Angkatan Laut Republik Indonesia), meskipun banyak anggota yang berpangkat tinggi yang malah berguru padanya. Itu semua dilakukan karena dia ingin menggunakan pengetahuannya mengenai kelautan untuk perjuangan Indonesia.
Pria yang satu ini ternyata punya julukan unik, si Hantu dari Selat Malaka. Bukan tanpa alasan, pasalnya dirinya sering melakukan penyelundupan besar dan lolos dari patroli Belanda. Dari penyelundupan ini, banyak senjata yang diperoleh untuk melawan para penjajah. Kisah John Lie mendapatkan gelar ini, dimulai saat dirinya ditunjuk sebagai pemimpin sebuah kapal cepat bernama “The Outlaw”.