Kisah John Lie, Pahlawan Indonesia Keturunan Tionghoa yang Dijuluki Hantu Selat Malaka
Dilansir dari laman Kompas, tahun 1947 kapal ini sempat hampir tertangkap oleh patroli Belanda. Bahkan juru senjata pesawat tersebut sudah membidik kapal John Lie dan siap menembaknya. Namun, beruntung kapal tersebut seperti harus bergegas meninggalkan The Outlaw karena hampir kehabisan bahan bakar. Misi penyelundupan senjata pun berhasil.
Dilansir dari laman Kompas, kapal The Outlaw ini juga sempat jadi sasaran dari meriam milik Belanda. Hal itu terjadi ketika berada di Delta Tamiang setelah melakukan perbaikan. Alhasil, kapal yang dipimpin oleh John Lie ini dibuat tak berdaya dan seolah tak bisa lolos lagi. Namun, siapa sangka ternyata kapal Belanda yang mengejarnya tadi harus terhenti di karang-karang dan tak bisa melanjutkan pengejaran.
Merasa sudah aman, siapa sangka Belanda mengirimkan pasukan udaranya untuk melakukan pencarian. Namun, keajaiban terjadi lagi karena pasukan udara itu rupanya hanya berputar-putar di atas delta seolah tidak melihat keberadaan The Outlaw yang ada di bawahnya. Akhirnya kapal John Lie pun lolos kembali.
Uniknya, kapal laut yang menyelundupkan senjata ini rupanya tak bernasib mujur ketika tak dipimpin oleh John Lie. Hal ini dibuktikan dengan ditangkapnya The Outlaw dalam pelayaran pertamanya yang dipimpin oleh Kapten Kusno. Nah, sedangkan John Lie sendiri sudah dipindahkan ke Bangkok, tepatnya di pos perhubungan luar negeri. Mirip dengan tugas terdahulunya, John Lie diberikan misi untuk mengumpulkan senjata untuk para pejuang Indonesia. Selepas itu, beliau juga sempat ikut dalam beberapa tugas besar seperti penumpasan DI/TII Kartosuwiryo, penumpasan RMS hingga PRRI-Permesta.
John Lie akhirnya menghembuskan napas terakhirnya 27 Agustus 1988. Atas jasa-jasanya, beliau diberikan gelar sebagai pahlawan nasional. Bukan hanya itu, bahkan namanya diabadikan sebagai sebuah kapal milik Indonesia.