Tahukah Anda, Inilah Legenda Sosok Hantu di Istana Kepresidenan: Dari Noni Belanda Hingga Dyah Pitaloka
Hantu-hantu istana
Kegemerlapan acara penyambutan tamu ala pemerintah kolonial Belanda terus berlanjut hingga Indonesia merdeka. Kondisi itu dikarenakan Istana yang dulunya dimiliki oleh Gubernur Jenderal Hindia-Belanda mulai diambil alih oleh pemerintah Indonesia. Total Indonesia memiliki enam buah istana kepresidenan: Istana Negara, Istana Bogor, Istana Tampaksiring, Istana Cipanas, dan Istana Pelabuhan Ratu. Masalah baru pun muncul. Kebanyakkan istana kepresidenan nyatanya telah masuk usia tua. Desas-desus pun muncul setelahnya. Melalui penuturan dari mulut ke mulut di antara staf kepresidenan, istana-istana itu angker.
Konon, masing-masing istana kepresidenan memiliki hantu. Makhluk halus itu sering kali menakuti penghuni istana. Terutama, Istana Negara. Di sana segenap orang pernah menyaksikan sendiri kehadiran noni-noni Belanda di sekitar Istana Negara.
Istana Bogor pun tak mau kalah. Alkisah di dalam istana terdapat banyak koleksi benda berseni tinggi. Patung batu berwujud wanita “Endang Teratai” karya Edhi Sunarso (seniman Patung Selamat Datang & Pancoran) termasuk di dalamnya. Patung itu sering hilang dari lokasinya di malam-malam tertentu. Akan tetapi, hilangnya patung Endang Teratai kadang tak sendirian. Patung Endang Teratai biasanya hilang bersamaan dengan patung perunggu “Rindu” karya seniman asal Swedia, P. Hasselberg. Demikian pula di Istana Cipanas.
“Di taman luas Istana Cipanas, pada malam tertentu kala purnama, konon kadang melintas seorang wanita amat cantik dalam pakaian tradisional Sunda. Wanita itu berjalan gelisah dan penasaran, dengan postur yang kecewa dan marah. Yang memercayai cerita ini lantas mengaitkannya dengan sejarah hubungan Kerajaan Pajajaran dan Majapahit pada abad ke-14. Diperkirakan bahwa wanita cantik itu adalah Dyah Pitaloka, putri Sri Baduga Maharaja, raja Pajajaran di kawasan Sunda,” terang Agus Dermawan T. dalam buku Karnaval Sahibulhikayat (2021).
Wujud Dyah Pitaloka itu awalnya dianggap gemar bergentayangan di Pelabuhan Ratu. Kemudian, belakangan muncul di Istana Cipanas. Kondisi itu tak jauh beda dengan yang suasana angker di Istana tampaksiring. Istana yang menjadi tempat favorit Soekarno menyusun pidato-pidatonya memiliki rumor menyeramkan. Banyak hantu berjenis leak hadir di sana.