Kisah PKPRM Mangrove di Riau: Semangat Menanam Mangrove Hingga Didatangi Presiden Jokowi
Sebagai kumpulan vegetasi endemik yang hidup di antara transisi daerah laut dan daratan di kawasan pesisir, keberadaan ekosistem atau hutan mangrove menjadi penting sebagai sabuk hijau bagi area pesisir dan sekitarnya, yang sekaligus memberikan multi-fungsi secara fisik, ekonomi, sosial-budaya, dan lingkungan bagi masyarakat dan kawasan pesisir.
Pada tahun 2020, penanaman nasional mangrove menjangkau luas 15.000 ha di 34 provinsi. Sekitar 863 kelompok masyarakat terlibat dalam kegiatan ini, dan mampu memberi kesempatan kerja bagi 1,5 juta HOK. Hingga tahun 2024 mendatang diharapkan pemulihan ekosistem mangrove bisa menjangkau hingga 600.000 ha.
Kegiatan rehabilitasi mangrove secara nasional masih sedang berjalan, dan diharapkan tidak hanya untuk memulihkan, tapi juga mempertahankan, dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan guna meningkatkan daya dukung, produktivitas, dan peranannya dalam menjaga sistem penyangga kehidupan.
Kegiatan rehabilitasi mangrove secara nasional masih sedang berjalan, dan diharapkan tidak hanya untuk memulihkan, tapi juga mempertahankan, dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan guna meningkatkan daya dukung, produktivitas, dan peranannya dalam menjaga sistem penyangga kehidupan.
Program rehabilitasi mangrove di Riau, khususnya di Bengkalis masih memerlukan dukungan dari banyak pihak. Selain itu yang paling penting adalah teknologi dan inovasi. Karena pola penanaman mangrove di tiap daerah berbeda-beda. Seperti di Bengkalis tantangan utamanya adalah ombak yang begitu kuat, sehingga selain penting adanya pemecah ombak, masyarakat juga perlu didampingi agar bibit yang ditanam tidak hanyut atau mati. (Rls)