Tanggapi Bahasa Arab yang Dikaitkan Dengan Ciri Radikalisme, Begini Kata Hidayat Nur Wahid dan Ustaz Hilmi Firdausi
RIAU24.COM - Pengamat intelijen Susaningtyas Nefo Kertopati, mengaitkan bahasa arab dengan salah satu ciri radikalisme.
Hal tersebut mendapat respon keras di beberapa tokoh, salah satunya adalah Wakil Ketua MPR, Hidayat Nur Wahid. Dia pun membandingkan pernyataan pengamat tersebut dengan Organisasi Papua Merdeka (OPM).
"Memperbanyak Bahasa Arab disebut sbg salahsatu ciri penyebaran terorisme, jg bisa jadi “teror” thd Parlemen (MPR,DPR,DPD)yg jg banyak bahasa Arabnya; Majlis, Musyawarat, Rakyat, Dewan, Wakil, Daerah. OPM banyak menteror kedaulatan NKRI, padahal mrk tidak memperbanyak bhs Arab!," kata dia diakun Twitternya pada Rabu, 8 September 2021.
Senada dengan Hidayat Nur Wahid, Ustaz Hilmi Firdausi juga turut mengkritik pernyataan Susaningtyas itu. Dia pun mempertanyakan tentan hubungan bahasa arab dengan teroris.
"Ibu tau ga, Ulama & santri yg ikut berjuang merebut kemerdekaan itu bljar bhs arab ? Lalu sila2 pancasila jg mengambil serapan bhs arab. Apa hubungan dgn terorisme ? Mmgnya OPM itu berbhsa arab ? Eh bu,coba cek koruptor triliyunan, ada ga yg berbhsa arab ?" ucapnya.
Untuk diketahui, pengamat intelijen Susaningtyas Nefo Kertopati menyebutkan penyebaran terorisme dengan memperbanyak bahasa Arab sangat mengkhawatirkan generasi penerus bangsa.