Menu

Tanggapi Bahasa Arab yang Dikaitkan Dengan Ciri Radikalisme, Begini Kata Hidayat Nur Wahid dan Ustaz Hilmi Firdausi

Muhammad Iqbal 8 Sep 2021, 09:07
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid dan Ustaz Hilmi Firdausi
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid dan Ustaz Hilmi Firdausi

RIAU24.COM - Pengamat intelijen Susaningtyas Nefo Kertopati, mengaitkan bahasa arab dengan salah satu ciri radikalisme.

Hal tersebut mendapat respon keras di beberapa tokoh, salah satunya adalah Wakil Ketua MPR, Hidayat Nur Wahid. Dia pun membandingkan pernyataan pengamat tersebut dengan Organisasi Papua Merdeka (OPM).

"Memperbanyak Bahasa Arab disebut sbg salahsatu ciri penyebaran terorisme, jg bisa jadi “teror” thd Parlemen (MPR,DPR,DPD)yg jg banyak bahasa Arabnya; Majlis, Musyawarat, Rakyat, Dewan, Wakil, Daerah. OPM banyak menteror kedaulatan NKRI, padahal mrk tidak memperbanyak bhs Arab!," kata dia diakun Twitternya pada Rabu, 8 September 2021.

Senada dengan Hidayat Nur Wahid, Ustaz Hilmi Firdausi juga turut mengkritik pernyataan Susaningtyas itu. Dia pun mempertanyakan tentan hubungan bahasa arab dengan teroris.

"Ibu tau ga, Ulama & santri yg ikut berjuang merebut kemerdekaan itu bljar bhs arab ? Lalu sila2 pancasila jg mengambil serapan bhs arab. Apa hubungan dgn terorisme ? Mmgnya OPM itu berbhsa arab ? Eh bu,coba cek koruptor triliyunan, ada ga yg berbhsa arab ?" ucapnya.

Untuk diketahui, pengamat intelijen Susaningtyas Nefo Kertopati menyebutkan penyebaran terorisme dengan memperbanyak bahasa Arab sangat mengkhawatirkan generasi penerus bangsa.

Anak muda yang sudah tergerus bahasa Arab melupakan bahasa Indonesia bahkan sampai tidak mau hormat ke bendera Indonesia.

"Bagaimana saya tak khawatir, anak muda kita sudah tak mau lagi hormat pada bendera RI, tak mau menyanyikan lagu Indonesia Raya. Lalu diperbanyak bahasa Arab," kata dia dilansir dari Hops.id.

"Bukan berarti Arab itu memiliki konotasi teroris, namun kalau arahnya ke terorisme bahaya," ucapnya.

Kata Nuning, panggilan akrabnya, kelompok pendukung Taliban di Indonesia Ingin merebut kekuasaan dengan cara mereka sendiri.