Studi Ungkap Jika Limbah Makanan Dapat Diubah Menjadi Bahan Bakar Jet dan Mengurangi Emisi Karbon, Begini Caranya...
RIAU24.COM - Sementara penerbangan menjadi kontributor utama perubahan iklim, dan upaya dilakukan untuk menggunakan bahan bakar alternatif untuk mengurangi peningkatan emisi.
Dalam upaya mengurangi emisi karbon, beberapa maskapai penerbangan dan pembuat pesawat beralih ke biofuel untuk menggerakkan pesawat. Tetapi bahan bakar jet yang terbuat dari limbah makanan dapat memangkas emisi dari penerbangan jauh lebih dramatis, menurut sebuah laporan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences.
Dalam makalah tersebut, para peneliti merinci cara untuk mengubah sampah organik menjadi parafin, bahan bakar mirip minyak tanah yang dapat digunakan di mesin jet. Bahan bakar yang berasal dari limbah makanan tersebut dapat memangkas tingkat emisi penerbangan hingga 165 persen dibandingkan dengan bahan bakar fosil.
Menurut data, industri penerbangan menghasilkan sekitar 2,5 persen emisi karbon global. Para ahli merasa bahwa jet yang dijalankan dengan baterai bukanlah pilihan, karena mereka mengatakan bahwa keseimbangan yang tepat yang dibutuhkan antara tenaga dan berat untuk menjaga pesawat tetap mengudara masih belum dapat dicapai.
Hal ini mendorong para peneliti untuk mencari alternatif yang lebih cepat dan sekarang dalam apa yang sebenarnya bisa menjadi terobosan dalam mengurangi emisi karbon, mereka telah menemukan bahwa bahan bakar yang terbuat dari limbah makanan dapat membantu.
Hingga saat ini, bahan bakar penerbangan berkelanjutan diproduksi dari minyak nabati murni atau lemak dan minyak sisa. Tetapi menggunakan limbah makanan mencapai dua tujuan: memberikan bahan bakar yang lebih bersih, dan juga mengalihkan bahan organik dari TPA, menghindari emisi metana yang tercipta saat ia duduk dan membusuk. Selain itu, Anda juga berpotensi menggunakan limbah lain seperti lumpur air limbah dan kotoran hewan.