Semakin Dikucilkan, Para Wanita Muslim di Swiss Dilarang Menggunakan Cadar Karena Alasan Ini...
Kelompok tersebut berpendapat bahwa "orang bebas menunjukkan wajah mereka" dan bahwa "burqa dan niqab bukanlah pakaian biasa", tetapi melambangkan penindasan terhadap perempuan. Pada 2017, kelompok tersebut mengumpulkan 100.000 tanda tangan yang diperlukan untuk mengajukan masalah tersebut ke referendum, yang akan berlangsung pada 7 Maret.
Bagi Andreas Tunger-Zanetti, seorang peneliti Islam di Universitas Luzern dan penulis buku The Burqa Debate di Swiss, mengatakan,“Ini tentang mengelola keragaman. Ini adalah masalah bagi banyak orang di Swiss karena tidak ada lagi profil identitas berbeda yang diingat orang sejak masa mudanya,” katanya.
Tunger-Zanetti mengatakan burqa adalah sasaran empuk yang mewakili "ancaman" keragaman karena tidak diragukan lagi dikaitkan dengan Islam oleh para pemilih Swiss. Menurut statistik resmi, ada sekitar 380.000 Muslim yang tinggal di Swiss, sekitar 5 persen dari populasi, banyak yang berakar di wilayah Balkan. Statistik resmi tentang wanita yang memakai penutup wajah tidak ada, tetapi Tunger-Zanetti mengatakan jumlahnya rendah. Tahun lalu, dia melakukan survei di antara tokoh-tokoh penting dalam komunitas Muslim Swiss, menanyakan berapa banyak wanita yang mereka kenal yang mengenakan penutup wajah penuh.
“Survei tersebut mengungkapkan bahwa tidak ada burqa di Swiss,” kata Tunger-Zanetti.
Dia mengatakan bahwa antara 21 dan 37 wanita mengenakan niqab.
“Sulit untuk melihat bagaimana ini bisa dijual sebagai Islamisasi pura-pura,” tambahnya. Ini bukan pertama kalinya komunitas Muslim Swiss merasa dikucilkan melalui referendum. Pada tahun 2009, para pemilih menerima undang-undang, yang juga diusulkan oleh Komitee Egerkinger, untuk melarang pembangunan menara baru.