Demonstrasi Besar-besaran di Myanmar Kembali Terjadi Saat Tentara Meningkatkan Penangkapan Politisi dan Aktivis
"Mereka menangkap orang-orang pada malam hari dan kami harus berhati-hati," katanya dalam sebuah video yang diposting di Facebook pada hari Sabtu, melewati larangan di platform tersebut, beberapa jam sebelum surat perintah penangkapannya dikeluarkan. "Mereka bisa menindak dengan paksa dan kami harus bersiap."
Yang lainnya dengan surat perintah terhadap mereka termasuk "Jimmy" Kyaw Min Yu, juga seorang veteran dari pemberontakan mahasiswa tahun 1988, dan penyanyi "Lin Lin" Htwe Lin Ko.
Kudeta telah dikecam oleh negara-negara Barat, dengan Amerika Serikat mengumumkan beberapa sanksi terhadap para jenderal yang berkuasa dan negara-negara lain juga mempertimbangkan tindakan-tindakan tersebut. Namun kepemimpinan militer baru Myanmar sejauh ini tidak tergerak.
Sesi darurat Dewan Hak Asasi Manusia PBB pada hari Jumat menyerukan militer untuk membebaskan semua orang yang "ditahan secara sewenang-wenang" dan menyerahkan kekuasaan kembali ke pemerintahan Aung San Suu Kyi.
Protes solidaritas telah dilakukan di negara tetangga Thailand, rumah bagi komunitas besar pekerja migran Myanmar, serta AS, Jepang, dan Australia.
Tetapi sekutu tradisional angkatan bersenjata negara itu, termasuk Rusia dan China, telah memisahkan diri dari apa yang mereka gambarkan sebagai campur tangan dalam "urusan dalam negeri" Myanmar.