Demonstrasi Besar-besaran di Myanmar Kembali Terjadi Saat Tentara Meningkatkan Penangkapan Politisi dan Aktivis
Tin Myint, seorang penduduk kota Sanchaung di Yangon, termasuk di antara kerumunan yang menahan empat orang yang diduga melakukan serangan di lingkungan itu.
"Kami pikir militer bermaksud untuk menyebabkan kekerasan dengan para penjahat ini dengan menyusup ke dalam protes damai," katanya.
Dia mengutip demonstrasi pro-demokrasi pada tahun 1988, ketika militer secara luas dituduh melepaskan penjahat ke dalam populasi untuk melakukan serangan, kemudian menyebut kerusuhan sebagai pembenaran untuk memperluas kekuasaan mereka sendiri.
Pemerintah dan tentara tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar.
Juga pada Sabtu malam, tentara memberlakukan kembali undang-undang yang mewajibkan orang untuk melaporkan pengunjung semalam ke rumah mereka, mengizinkan pasukan keamanan untuk menahan tersangka dan menggeledah properti pribadi tanpa persetujuan pengadilan. Ia juga mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk tujuh kritikus terkenal terhadap pemerintahan militer atas komentar mereka di media sosial dan mengancam akan mengambil tindakan terhadap anggota masyarakat yang melindungi para buronan.
Di daftar buronan adalah Min Ko Naing, yang menghabiskan lebih dari 10 tahun penjara karena membantu memimpin protes terhadap kediktatoran sebelumnya pada tahun 1988 saat masih menjadi mahasiswa.