Ambroncius Nababan Jadi Tersangka Rasis, Natalius Pigai Malah Sebut Yang Harus Diubah Mindset Majikannya
"Meskipun saya sendiri memaklumi, ujaran rasisme juga bukan menyayat saya, juga komunitas saya," tambahnya.
Lebih lanjut, Pigai menganggap perlakuan rasis Abroncius Nababan dan orang-orang lain terhadap dirinya merupakan hal yang lumrah.
"Pelakunya kelompok-kelompok buzzer. Kelompok ini yang tidak terpisahkan oleh kakak pembina dari lingkaran kekuasaan. Jadi ibarat majikan melepas anjing-anjingnyanya, makanya kita harus merubah mindset majikan tersbut," sindirnya.
Di sisi lain, Pigai berpandangan, perlakuan rasis terhadap dirinya maupun orang-orang Papua juga disebabkan historis politik bangsa Indonesia.
Ia kemudian merunut sejarah, saat Proklamator Bung Hatta ketika Sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang hanya mengingikan ras Melayu sebagai warga negara Indoenesia, minus ras Melanesia--yang merupakan ras Papua.
Tak hanya itu, Pigai juga menyorot AM Hendropriyono juga pernah mengatakan 2 juta orang Papua agar dipindahkan ke Manado. Begitu pula dengan pernyataan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yang menyatakan kalau orang Papua ingin merdeka silahkan angkat kaki dari Indonesia dan bergabung dengan negara-negara Melanesia yang tergabung dalam Melanesian Spearhead Group (MSG).