Terdampak Covid-19, Dosen UMRI Lakukan Pengabdian ke Masyarakat Khususnya Pengrajin Rotan di Pekanbaru
“Para pengrajin ini masih tetap fokus untuk menciptakan produk olahan rotan yang sudah turun temurun dan tidak mampu menciptakan produk-produk inovatif. Oleh karena itu, perlu adanya pelatihan-pelatihan yang lebih lanjut untuk memaksimalkan potensi para pengrajin rotan. Ketika pengrajin rotan ini sudah mampu untuk berinovasi, tentunya akan berdampak terhadap produk yang dihasilkan nantinya,” sambungnya.
Permasalahan ini juga dibenarkan oleh salah satu pengrajin rotan yaitu Lina (45 Tahun). Lina ini menyatakan bahwa produk olahan rotan yang mereka hasilkan masih tergolong belum inovatif dibandingkan dengan produk olahan Rotan yang dihasilkan di beberapa pulau Jawa. “Hal ini tidak terlepas dari kurangnya pelatihan-pelatihan yang didapatkan oleh para pengrajin dan juga terbatasnya alat mesin produksi yang memadai,” katanya.
Lebih lanjut, dia menyatakan bahwa semua pengerjaan hasil olahan produk rotan ini masih dikerjakan oleh tenaga manusia.