Pengakuan Bekas Tahanan Uighur di Xinjiang: Disiksa dan Dipaksa Makan Daging Babi
RIAU24.COM - Dua tahun sejak Sayragul Sautbay dibebaskan dari kamp pendidikan ulang di Xinjiang, China, ibu dua anak itu masih sering mengalami mimpi buruk dan ingatan tentang "kekerasan dan penghinaan" yang dia rasakan ketika ditahan di kamp.
Sautbay, seorang dokter dan pengajar yang kini tinggal di Swedia, belum lama ini menerbitkan sebuah buku yang berisi pengalaman selama di kamp, termasuk menyaksikan penyiksaan, pelecehan seksual dan pemaksaan menggunakan KB.
Dalam wawancara baru-baru ini dengan Aljazeera dia membeberkan apa yang dialami etnis Uighur dan kaum minoritas muslim di Xinjiang, termasuk dipaksa makan daging babi, hal yang diharamkan bagi umat Islam.
"Setiap hari kami dipaksa makan daging babi," kata Sautbay, seperti dilansir laman Aljazeera, Sabtu (4/12). "Mereka sengaja memilih hari suci bagi umat Islam dan jika kita menolaknya maka akan diganjar hukuman keras."
Sautbay mengatakan aturan itu dirancang untuk membuat mereka merasa malu dan bersalah sebagai tahanan dan ketika dia memakan daging babi itu semua perasaan campur aduk itu sulit dijelaskan dengan kata-kata.
"Saya merasa menjadi orang lain. Sekeliling saya mendadak gelap. Saya sulit menerimanya," kata dia.