Pengakuan Bekas Tahanan Uighur di Xinjiang: Disiksa dan Dipaksa Makan Daging Babi
Kisah pengakuan Sautbay dan rekan-rekannya memperlihatkan bagaimana China menerapkan kebijakan keras di Xinjiang dengan tujuan menyasar keyakinan agama kaun etnis minoritas muslim sekaligus memperluas pengawasan serta membuka jaringan kamp penahanan sejak 2017 dengan alasan untuk memerangi ekstremisme.
Namun dokumen yang diperoleh Aljazeera memperlihatkan pengembangan pertanian juga menjadi bagian dari apa yang disebut antropolog Jerman dan sarjana Uighur, Adrian Zenz, kebijakan sekularisasi.
Menurut Zenz, sejumlah dokumen dan artikel berita dari media pemerintah memperlihatkan ada upaya untuk menyokong dan memperluas peternakan babi di Xinjiang.
November tahun lalu kepala pemerintahan Xinjiang, Shorat Zakir, mengungkapkan wilayah Xinjiang akan dijadikan pusat peternakan babi.
Salah satu artikel berita yang dipublikasikan pada Mei lalu menyebut sebuah peternakan baru di kawasan selatan Kashgar menargetkan produksi 40.000 babi saban tahun.
Proyek ini akan membutuhkan lahan seluas 25.000 meter persegi di kawasan Kashgar Konaxahar yang bernama Shufu, menurut situs berbahasa China, Sina.