Hidup di Rumah Berlantai Tanah, Istri Sakit Kanker Otak, Petani Miskin Ini Tolak BLT Karena Merasa Masih Mampu Bekerja
Kelambu ini juga berperan ganda, termasuk menutupi dari sengatan cahaya matahari yang menerobos dinding kayu. Papan yang tak rapat dan beberapa lubang, menjadikan pancaran sang surya menyorot sejak pagi hingga menjelang Magrib.
Untuk mengusir hawa panas, sebuh kipas angin berdiri di samping dipan. Putaran baling-baling cukup ampuh menjadikan angin bertiup sepoi-sepoi meski bercampur debu lantai.
Pemandangan itu semua terlihat oleh Wakil Bupati Blora Arief Rohman melakukan kunjungan pada Kamis 21 Mei. Arief mengaku bersimpati dengan keluarga petani itu karena berjiwa besar untuk mundur dari daftar penerima BLT Dana Desa.
Bahkan dengan kesadaran diri Bambang dan atas persetujuan istrinya membuat surat pernyataan tertulis bermaterai. Surat itu kemudian diserahkan kepada Kepala Desa Pengkoljagong Sugiyono agar mencoret dari daftar penerima bantuan sosial.
“Kami masih bisa kerja Pak. Istri saya juga menyetujui, sehingga lebih baik kami mundur dari daftar penerima bantuan itu. Supaya bisa diberikan kepada orang lain yang lebih berhak dan sudah tidak bisa bekerja,” ucap Bambang.
Padahal ketika di jenguk Wakil Bupati Blora, kondisi istrinya Siswati sedang terbaring sakit di dipan karena kena kanker otak. Kondisinya tampak lemah karena dirawat seadanya oleh suami bersama keluarga.