Korban Yang Meninggal Terus Bertambah, AS Pesimistis Hadapi Wabah Virus Corona
Para pakar kesehatan mengalkulasikan sekitar satu pekan mendatang akan menjadi titik terburuk bagi penyebaran virus korona. “Ini belum mencapai puncak. Kami mendekati. Proyeksi kami dalam tujuh hari mendatang,” kata Cuomo dilansir Reuters.
Berdasarkan penghitungan dan kalkulasi Universitas Johns Hopkins menyatakan New York merupakan pemasok seperempat dari kematian akibat virus corona. Rumah sakit di sana berjuang keras untuk mengobati pasien yang sakit karena terinfeksi virus corona. Mereka juga harus berjuang keras karena harus mengubur banyak korban yang meninggal dunia.
Karena berisiko terinfeksi, banyak keluarga pasien yang kritis pun tidak mampu melihat atau pun menerima keluarga mereka dalam detik-detik terakhir. Seorang petugas di Rumah Sakit Presbyterin, New York, mengaku dia dan koleganya harus mengirimkan informasi melalui telepon kepada keluarga korban yang meninggal. “Adalah sesuatu yang menyakitkan harus bercerita kepada keluarga tentang orang yang dikasihi harus meninggalkan mereka,” katanya.
Kekurangan peralatan medis juga dialami berbagai rumah sakit di New York. Pemerintah AS dikritik karena tidak mempersiapkan peralatan pelindung diri bagi para dokter dan perawat. Cuomo mengatakan, 1.000 ventilator donasi dari China tiba di Bandara John F Kennedy pada Sabtu lalu. “Ini merupakan kesepakatan besar dan itu akan menjadi hal penting di tengah perbedaan kami,” katanya. Bantuan ventilator tersebut merupakan hasil perbincangan antara Presiden Trump dan Presiden China Xi Jinping.
Seluruh rakyat AS diminta tetap berada di rumah dan tidak diperbolehkan keluar kalau tidak ada urusan penting seperti belanja kebutuhan pokok atau berkonsultasi dengan dokter. Florida dan Texas merupakan negara bagian yang tidak memberlakukan isolasi wilayah dengan ketat. “Apa yang kita lihat di New York saat ini, kita melihat banyak orang sekarat,” kata Rick Scott, senator AS dari Florida.