Sedangkan untuk kerja, kata Elviriadi, dianggapnya juga tidak sebaik yang dibayangkan. Para peneliti UGM dinilainya tidak kritis dan tidak objektif. Maka itu, berdampak kepada kerusakan lingkungan dan ketidakefektifan pembangunan di Riau, karena terlalu percaya dengan universitas asal Pulau Jawa.

"Menolak UAS berarti meragukan indepensi dan kredibilitas ulama Riau. Tindakan ini menyakiti umat islam Bumi Lancang Kuning. Secepatnya saya komunikasi dengan Gubernur Riau Syamsuar dan Bupati se-Riau untuk stop pakai orang-orang UGM," tuturnya.